Senin, 06 Januari 2014

"Menggeser" Paradigma Membaca


Paradigma membaca masyarakat
Membaca, umumnya masyarakat Indonesia beranggapan hanya untuk menghabiskan waktu luang, dari pada melakukan aktifitas yang tidak menentu mendingan baca. Dalam hal ini membaca bukan sebuah kebutuhan hidup layaknya makan dan minum yang harus dilakukan setiap hari untuk memenuhi rasa haus dan laparnya tubuh, melainkan sebatas aktifitas ringan tanpa tujuan dan tidak berbekas. Jika aktifitas membaca seperti ini berlanjut di sepanjang kehidupan seseorang, Ubaidillah dalam situs e-psikologi mengungkapkan otak orang dewasa tersebut ibarat “ceuli katel” yang tidak akan pernah mampu menyimpan informasi dari bacaan yang dibacanya sekalipun bacaanya sangat bergizi.
Dalam KBBI on line diungkapkan bahwa membaca ialah melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis dengan melisankan atau hanya dalam hati. Artinya aktifitas membaca harus melibatkan seluruh potensi, melibatkan seluruh panca indera. Baik mata yang mengeja huruf demi huruf, hati yang mengikuti isi bacaan hingga otak yang menyimpan isi dari bacaan tersebut. Aktifitas membaca seperti inilah yang akan meningkatkan kapasitas keilmuan seseorang. Ubaidillah melanjutkan penjelasanya bahwa membaca dengan melibatkan seluruh potensi dan konsentrasi menjadi salah satu bekal agar orang terbiasa dengan pola hidup yang mengedepankan kapasitas intelektual, nalar yang sehat, mandiri dalam mengambil keputusan, berwawasan luas, dan kaya referensi dalam mengatasi  persoalan. Oleh karenanya aktifitas membaca yang hanya “sekedar” (walaupun filsafat pragmatisme menilainya lebih positif dari pada bengong, ngelamun atau ngegosip) harus mulai digeser ke membaca “butuh” agar otak kita mampu menyimpan aneka informasi penting, mampu memperbaiki konsep-diri serta akan lebih cerdas dalam menghadapi hidup.
Memunculkan Motivasi Membaca “Butuh”
Jika pepatah lama mengatakan “banyak jalan menuju Jakarta”, demikian pula dalam hal membangkitkan motivasi membaca “butuh”. Banyak cara agar membaca menjadi sebuah kebutuhan hidup antara lain;

  • Perintah agama; banyak sekali ayat dalam Al Qur’an yang secara ekplisit maupun yang tersirat, yang memerintahkan manusia untuk membaca. Bahkan ayat yang pertama turunpun meminta manusia yang diwakili Nabi Muhammad untuk membaca. Membaca harus dengan konsentrasi karena perintah tersebut disandingkan nama Allah SWT Yang Maha Pencipta. Membaca tidak boleh main main, terutama ketika membaca Al Qur’an. Dalam hal ini aktifitas membaca sudah pasti berpahala. Siapa orang yang tidak perlu pahala, semua orang Islam pasti membutuhkannya. Oleh karenanya tidak alasan bagi orang Islam untuk tidak membaca karena membaca adalah perintah agama. Mengerti atau tidak akan bacaan tersebut membaca kitab suci adalah kewajiban pribadi yang harus dilaksanakan.

  • Meningkatkan Kesejahteraan Hidup; memang dengan membaca tidak secara langsung berdampak pada peningkatan penghasilan tetapi dengan membaca penuh konsentrasi, bacaan tersebut akan tersimpan dalam memori seseorang yang sewaktu waktu dapat dimunculkan sebagai ide atau penyemangat untuk berani berwirausaha, berani bercocok tanam, berani untuk tampil sebagai politikus hingga berani untuk tampil sebagai pemimpin yang amanah. Jangan lupa orang orang yang berhasil pada hari ini baik sebagai pengusaha, politikus, pegawai negeri maupun sebagai tukang loper koran, umumnya terilhami bacaan bacaan yang selalu mereka baca setiap harinya. Bahkan beberapa tahun yang lalu seorang loper koran mampu memenangkan sebuah quiz di sebuah statsiun TV swasta karena mampu menjawab semua pertanyaan dengan sempurna dengan imbalan hadiahnya sebesar satu milyar. Alasan keberhasilannya tersebut karena ia sering membaca secara teratur setiap pagi antara jam 6 sampai dengan jam 8 siang, sungguh luar biasa.

  • Melambatkan dan menjauhkan diri dari penyakit “alzheimer”;dalam sebuah penelitian ilmiah di Jepang bahwa membaca benar-benar dapat langsung meningkatkan daya ikat otak seseorang. Ketika membaca, otak akan dirangsang secara teratur oleh bahan bacaan yang tersimpan dalam memori sehingga meransang sel sel otak untuk tetap terhubung dan tumbuh. Keteraturan inilah yang dapat membantu mencegah gangguan pada otak termasuk penyakit alzheimer (baca:pikun). Penelitian lain menunjukkan bahwa latihan otak seperti bermain teka-teki silang dan sudoku dapat menunda atau mencegah kehilangan memori.
  • Mampu meningkatkan rasa percaya diri; terutama bagi mereka yang selalu berbicara didepan umum. Terbatasnya jangkauan diri kita terhadap peristiwa-peristiwa yang terjadi di dunia belahan lain, hanya bisa dipahami dan diketahui dengan membaca. Ingat, banyak orator yang menjemukan ketika berceramah, menceritakan hal yang itu itu saja dan tidak bergizi tetapi tidak demikian dengan orator atau penceramah yang sering membaca. Mereka mampu berceramah penuh gizi dan tidak menjemukan, penuh kreativitas, kaya kosa kata dan kata-kata sangat bernas. Disinilah bedanya penceramah yang banayk baca dengan penceramah yang malas membaca. Jika disuruh memilih tentu kita akan senang dan terpesona dengan penceramah yang kreatif, ungkapan ungkapanya bergizi dan mencerahkan.
Terlepas dari apa yang telah diuraikan diatas, menghabiskan waktu dengan kegiatan membaca adalah jauh lebih baik dari pada kegiatan yang nilai manfaatnya rendah. Jika iklan mengatakan apapun makanannya yang penting minumnya.......nah dalam hal ini "apapun kegiatan harian anda jangan lupa untuk selalu membaca. Ok, wallahu 'alam bishowab.
Abdul Holik (Pengelola TBM Arjasari Kab. Bandung)