Selasa, 12 April 2011

Belajar Menulis

Menulis Artikel Bagi Pemula Bagaikan (Hendak) Mendaki Gunung

(Bagian II)

Pada bagian I telah dterangkan tentang persiapan awal memulai menulis, sedangkan pada bagian II ini, akan penulis sampaikan bagaimana seharusnya ketika hendak memulai menulis. Karena pada bagian I menggunakan analogi, maka dalam bagian inipun penulis akan menyampaikan analogi yang sama. Semoga bermanfaat.

Hindari Gerakan Gerakan yang Tidak Perlu.

Memulai pendakian, bagi pendaki pemula sering memunculkan perasaan optimistis yang berlebihan, melihat puncak gunung yang lebat dan rimbun diatas kepala tersebut, seakan akan dapat dicapai dalam dua atau tiga langkah kedepan. Mereka sering bernyanyi nyanyi, riang gembira dan bergerak kekanan dan kekiri dengan melakukan gerakan gerakan yang tidak perlu. Tanpa mereka sadari hal tersebut akan menguras tenaga untuk jarak yang tidak dekat.

Demikian juga dengan calon penulis handal, pada kali pertama mereka memulai tulisannya sering melakukan kegiatan kegiatan yang tidak perlu. Kita sering mengumpulkan bahan sebanyak banyaknya yang tidak didaras dengan apik. Sekian buku dikumpulkan hanya sekedar pemenuhan tempat menulis. padahal tugas penulis awal bukanlah mengumpulkan buku lalu merangkumnya, tetapi mengumpulkan bahan sebanyak banyaknya yang harus dibaca dengan apik dan baik sesuai dengan kebutuhan bahan tulisan yang akan disajikan. Oleh karenanya hindarilah gerakan gerakan yang tidak perlu ketika hendak mendaki agar stamina kita tetap terjaga hingga puncak gunung.

Petakan Lokasi Lokasi Yang Akan Dituju

Memetakan lokasi tujuan akan memudahkan kita didalam mencapai kata akhir. Misalnya 30 menit perjalanan harus mencapai lokasi A, 30 menit kemudian harus sampai pada rumah B dan seterusnya dibuat seperti itu.

Dalam dunia tulisan kita coba untuk menuliskan materi apa saja yang akan kita tuangkan per paragraphnya. Seperti contoh pada bagian I, ketika kita akan menuliskan tentang “pendidikan agama dikeluarga” maka dapat dipetakan tulisan tersebut seperti ini;

  • Paragraph satu poin tulisan berisi tentang pengertian pendidikan dikeluarga menurut beberapa ahli pendidikan.
  • Paragraph dua poin tulisan berisi tentang agama dikeluarga, boleh mengambil pengertian dari para ahli atau anda keluarkan unek unek kita tentang pendidikan keluarga.
  • Paragraph tiga poin tulisan berisi tentang keluarga menurut kita.
  • Paragrap empat point ulisan berisi tentang kondisi keluarga didalam menerapkan agama.
  • Paragraph kelima poin tulisan berisi tentang kesimpulan pentingnya pendidikan dalam keluarga.
  • Paragraph kelima poin tulisan berisi tentang solusi menurut kita tentang pendidikan keluarga dirumah.


Mulailah Melangkah

Seperti yang sering diungkapkan para ahli, bahwa untuk mengetahui betapa susahnya berenang anda harus terjun kedalam kolamnya. Akan percuma teori tentang renang anda kuasai dengan baik kalau kita takut berbasah basah. Demikian juga dengan resep menulis. Banyak para ahli menyampaikan teori tentang menulis yang berujung pada 3 M sebagai resep ampuh. M pertama menulis, M kedua menulis dan M ke tiga menulis. Hanya itu. Oleh karenanya kita harus memulai dari sekarang. Melangkah dan ayo mulailah menulis. Dan untuk sementara cukuplah lima paragraph pokok yang kita kembangkan, walaupun dapat dikembangkan lebih luas lagi tetapi, karena kelas kita pemula cukup lima paragraph didalam memulai pendakian ini. Usahakan setiap paragraph terdiri antara 80 hingga 100 kata apabila dikalikan 5 paragpragh akan menjadi 1 halaman A4 spasi 1. Silahkan dibuktikan.


Jangan Pernah Ada Kata Mundur

Tidak jarang teman teman yang baru 1 jam mendaki bukit, merasa putus asa karena beban semakin berat. Belum lagi teriakan teman teman yang mengejek karena dibilang lambat. Bersabarlah.

Dalam dunia tulisanpun kurang lebih seperti ini. Yang dimaksud dengan kata mundur dalam dunia tulisan adalah jangan pernah menghapus tulisan yang sudah dibuat sekecil apapun. Ingat kita baru memulai menulis, maka sudah pasti apabila tulisan kita banyak kekurangnnya. Kesalahan kecil dari pemula adalah ingin selalu tulisannya tersebut langsung bagus tanpa ada revisi dari para ahli. Padahal mereka tidak sadar apabila mereka baru saja belajar menulis. ingatlah filosopi anak kecil yang belajar berdiri, mereka tanpa kenal menyerah untuk selalu berlatih agar bisa berjalan walaupun dengan ratusan kali jatuh. Bersabar dan jangan pernah mundur kalau kita ingin maju.


Tidak Dilarang, Mendaki Sambil Mendengarkan Lagu

Sebagai pengiring langkah kaki, pendaki boleh membawa alat komunikasi atau yang lainnya yang dapat dipergunakan sewaktu waktu. Agar pendakian tidak terasa membosankan. Ngak ada salahnya sambil mendengarkan radio atau mendengarkan lagu.

Demikan pula dalam dunia tulisa menulis. kita tidak dilarang ketika menulis diiringi music yang membantu daya konsentrasi. Seperti music “kitaro” misalnya atau lagu lagu “evergreen” yang slow. Tapi harus diingat untuk sementara music yang menghentak dan membuat kita goyang kepala harus dihindari, karena dikhawatirkan goyangannya yang didahulukan ketimbang menulis. semoga bermanfaat. wallahu ‘alam.

*Oleh Abdul Holik, TBM Arjasari Bandung 2011