Selasa, 12 April 2011

Belajar Menulis

Setelah sekian lama tidak menghadirkan tulisan di blog TBM Arjasari ini, pengelola merasa berkewajiban untuk kembali memberikan sentuhan yang lain daris sebelumnya. Bukan karena malas hanya karena para pengelolanya perlahan lahan mulai aktif didunianya masing masing. Tapi tentu itu bukan alasan yang tepat karena sekedar me nulis tidak memerlukan waktu berhari hari kan?

Okelah kalau begitu silahkan simak beberapa tulisan yang pengelola telah berikan kepada anak anak di TBM Arjasari beberapa waktu yang lalu dalam kegiatan belajar menulis dan melukis.

Menulis Artikel Bagi Pemula Bagaikan Hendak Mendaki Gunung

(Bagian I)

Jika belajar menulis bagi pemula diandaikan seperti orang yang akan mendaki puncak gunung, mungkin tidak salah. mengingat kedua aktivitas tersebut memerlukan persiapan yang tidak sederhana, walaupun bisa disederhanakan oleh para ahli . Tetapi menurut pengalaman yang dialami penulis, kegiatan menulis ternyata tidak bisa sesederhana itu.

Layaknya orang yang akan mendaki gunung yang harus mempersiapkan perbekalan yang cukup, agar diperjalanannya tidak menemui kesulitan seperti tersesat atau habis perbekalan. Maka penulis pemulapun harus demikian, mereka harus mempersiapkan perbekalan yang cukup. Bukan hanya kertas dan balpoin yang banyak, tapi juga bahan bacaan yang relevan dengan tulisan yang akan dibuat. Buku, koran, majalah, kliping, kumpulan artikel atau tulisan teman sekalipun, semuanya harus dipersiapkan dengan baik. Lantas apa saja persiapan dari seorang pendaki itu, inilah diantaranya;

Tas Perbekalan

Bahan tulisan seperti buku, kliping, Koran, majalah, bulletin, jurnal, dll. diibaratkan tas gendong perbekalan yang harus dipersiapkan dengan bijak. Jangan mentang mentang gunung yang akan didaki tinggi maka banyak perbekalan yang tidak pentingpun dimasukan. Pilah bahan tulisan dengan baik, sekiranya kita akan menulis tentang “pendidikan agama dikeluarga”, maka tulisan tentang pencurian sepeda motor disebuah toserba tidak perlu dibawa, atau cerita politik para politisi dinegeri ini tidak perlu juga dimasukan dalam ransel kita. Walapun nanti kalau sudah mahir dalam menulis, kejadian kejadian tersebut dapat dihubung hubungkan dengan tema tulisan tentang pendidikan agama dalam keluarga, akan tetapi cukup kiranya bagi pemula menyiapkan tulisan tentang agama satu buku, tentang keluarga satu buku dan tentang pendidikan satu buku pula. Persiapkan tas perbekalan dengan baik.

Tali Pengikat

Tali pengikat diibaratkan kata kata awal dalam setiap paragraph. Misalnya catatlah kata kata pembuka yang variatif seperti; pada saat ini, sedangkan, oleh karena itu, sebenarnya, kemudian, pada kontek demikian, adapun, walaupun, namun demikian, barangkali, menurut hemat, pendapat tersebut dan lain sebagainya. Jangan sepelekan hal ini karena akan berpengaruh terhadap mulusnya alur tulisan. Semakin mulus jalan awal masuknya tulisan, akan membuat pembaca semakin berselera dengan tulisan paragraph berikutnya.

Suplemen

Makanan suplemen sebagai bahan konsumsi perut dibaratkan diksi atau kumpulan kalimat yang akan membantu kita, ketika pikiran mulai jenuh dengan jalan yang mulai mendaki. Suplemen yang di konsumsi haruslah yang bervitamin serta mengandung mineral yang baik agar metabolisme tubuh berjalan dengan baik. Karena asupan yang bergizi pada akhirnya akan melahirkan tulisan yang bergizi pula. Makanan yang sehat akan melahirkan tulisan yang sehat pula. Perbanyaklah membaca buku yang bermutu tentang pendidikan dan keluarga misalnya, kalau bisa sehari satu buku, yang tipis saja agar dapat selesai dibaca dalam satu hari. Hindari berita gosip atau kriminal karena tema menulis kita tidak mengarah kesana.

Bawa Petunjuk Arah

Agar tidak tersesat dan tulisan yang dibuat tidak mengalir kemana mana, tempelkan judul atau tema tulisan di depan mata. Kalau perlu tulisakan judul dengan tinta merah yang besar. Kalau misalnya mau diprint, cetak judul atau tema tulisan dengan besaran huruf 100 point, gunakan huruf arial sebagai huruf baku. Hemat energy menulis dengan tidak menuliskan ide yang tidak ada hubungannya. Mind mapping nya pak guru di DK telah berhasil membuat penulis mengembangkan beberapa ide dari satu judul tulisan. Selain itu ternyata judul atau tema tulisan yang ditulis besar besar tersebut telah mengikat penulis untuk tidak berpaling kelain hati, artinya akan menjaga focus pikiran kita dari tema tulisan diawal.

Pisahkan Perbekalan Menurut Tempatnya.

Agar mudah mendapatkan benda yang akan digunakan pada saat pendakian, mulailah menyimpan benda benda tersebut sesuai dengan tempatnya. Misalnya cangkir diatas bagian luar, alas tidur diikat dibagian bawah tas, baju dan celana salin dibagian dalam tas, dsb. Secara perlahan pilahlah bahan tulisan kita menurut urutannya masing masing. Misalnya ketika kita hendak menulis tentang “Pendidikan Agama dikeluarga”. Maka ada bagian pengertian tentang pendidikan. Kumpulkanlah kalimat kalimat tentang pengertian pendidikan. Tidak perlu banyak cukup dua atau tiga pengertian. Kemudian kumpulkan tentang pengertian Agama. Inipun cukup 2 atau 3 pengertian saja. Selanjutnya kumpulkan pengertian tentang keluarga dengan jumlah yang sama pula seperti pengertian tentang pendidikan. Untuk sementara jangan terlalu ambil pusing apabila urutannya belum sempurna, ingat kalau kita adalah penulis pemula. Kumpulkan saja dan pilahlah tulisannya jangan sampai tumpang tindih.

Setelah dikumpulkan, mulailah menempatkan kumpulan kalimat tersebut pada tempatnya. Ketika ingin menjelaskan tentang kata pendidikan, maka ambilah pengertian tentang pendidikan tadi dan kupas tuntas pengertian tentang pendidikan pada satu atau dua paragraph. Usahakan didalam paragraph pendidikan jangan ada pengertian lainnya. Cukup paragraph tentang pendidikan saja. Demikian juga dengan paragraph yang lainnya.

Sebagai penutup, tampaknya beberapa petunjuk diatas, sebagai persiapan awal sebelum kita melakukan pendakian yang sesungguhnya terasa cukup. Akan tetapi selain mempersipakan hal hal yang nampak oleh mata seperti diatas, perlu juga kita mempersiapkan batin kita sekuat kuatnya. Niat yang ikhlas mencari keridhoan Allah dengan cara menulis. Pepatah mengatakan “man jadda wa jadda” atau “sing saha nu keyeng tangtu pareng”, arti populer pepatah itu ”barangsiapa yang bersungguh sungguh untuk mendapatkan sebuah keinginan pasti berhasil”. Semoga tulisan ini bermanfaat, kalau tidak “t e r l a l u”. Terimakasih.

Abdul Holik, Pengelola TBM Arjasari 2011