Dapur umumnya bagi orang Indonesia adalah sebuah tempat atau ruangan khusus yang
memiliki perlengkapan dan peralatan untuk mengolah makanan hingga siap untuk
disajikan. Makanan mahal dengan banderol lima ratus ribu per piring atau
makanan alakadarnya dengan harga lima ribu saja per piringnya dapat diolah di
tempat ini. Sebagaimana fungsinya bahwa dapur tempat memproses, tempat
berkreatifitas hingga tempat berinovasi seni kuliner para ibu dan sedikit para
bapak.
Menurut cerita, orang Mesir dan orang Yunani-lah
yang pertama taman membuat dan menemukan dapur, termasuk teknologi yang
digunakannya, seperti tempat menyimpan bahan makanan dan masakan yang sudah
jadi agar tidak cepat basi. Namun, bangsa Romawi disebut-sebut memiliki ruang
dapur yang lebih maju karena sudah dilengkapi dengan perkakas yang hampir sama
dengan peralatan dapur pada masa kini. Pada waktu itu. dapur orang Romawi
awalnya terletak di tengah rumah yang kemudian dipindahkan ke belakang untuk
menghindari resiko kebakaran karena bahan bakar yang digunakan pada saat itu
adalah arang yang mampu menyimpan bara api dalam waktu lama.
Seiring dengan kemajuan zaman, fungsi
dapur tersebut tidak hanya sebagai tempat memasak, tetapi sudah lebih dari itu.
Saat ini dapur sering menjadi tempat curhat, ngobrol, menimba ilmu, tempat
diskusi, tempat juri memberikan penilaian hingga menjadi tempat “tempur” penyelesaian
aneka masalah keluarga. Sepertinya dapur sudah memiliki kemampuan untuk
berevolusi menjadi tempat yang “serba bisa”.
Dan yang menarik, kelahiran TBM
Arjasari pada tahun 2002 lalu berawal dari dapur yang sebagaimana dijelaskan di
atas. Pada saat itu dapur menjadi tempat menampung seluruh aspirasi masyarakat.
Dapur yang oleh pemiliknya, saat itu Pak Agus Munawar, telah disulap menjadi
arena berbagi ilmu, berdiskusi dan tempat musyawarah warga. Semua merasa nyaman
meski tempatnya tidak lebih dari 2 x 2 meter saja.
Mulai dari dapur ini pula, ide untuk
membuat tempat baca atau perpustakaan milik masyarakat berkembang. Menyusun
rencana, mengelola kegiatan pembangunannya hingga selesainya sebuah gedung yang
representative diamati dari dapur ini. Dapur telah menginspirasi P Agus untuk
menyebarkan ilmu pengetahuan pada masyarakat.
Begitulah adanya TBM Arjasari yang
berawal dari dapur kecil miliknya P Agus Munawar yang berkembang menjadi
seperti sekarang. Jika tidak salah mengingat penulis dulu pernah menyumbangkan
20 majalah Mangle dan beberapa buku bekas. Tetapi sekarang TBM Arjasarilah yang
menyumbang penulis dengan aneka majalahnya, sampe sampe penulis merasa bingung
harus membaca majalah yang mana terlebih dahulu. Semoga menginspirasi di ramadahan 1435 H kali ini.
Abdul Holik (Pengelola TBM Arjasari)