Rabu, 16 Juli 2014

Jangan Pernah Remehkan Dapur



Dapur umumnya bagi orang Indonesia adalah sebuah tempat atau ruangan khusus yang memiliki perlengkapan dan peralatan untuk mengolah makanan hingga siap untuk disajikan. Makanan mahal dengan banderol lima ratus ribu per piring atau makanan alakadarnya dengan harga lima ribu saja per piringnya dapat diolah di tempat ini. Sebagaimana fungsinya bahwa dapur tempat memproses, tempat berkreatifitas hingga tempat berinovasi seni kuliner para ibu dan sedikit para bapak.
Menurut cerita, orang Mesir dan orang Yunani-lah yang pertama taman membuat dan menemukan dapur, termasuk teknologi yang digunakannya, seperti tempat menyimpan bahan makanan dan masakan yang sudah jadi agar tidak cepat basi. Namun, bangsa Romawi disebut-sebut memiliki ruang dapur yang lebih maju karena sudah dilengkapi dengan perkakas yang hampir sama dengan peralatan dapur pada masa kini. Pada waktu itu. dapur orang Romawi awalnya terletak di tengah rumah yang kemudian dipindahkan ke belakang untuk menghindari resiko kebakaran karena bahan bakar yang digunakan pada saat itu adalah arang yang mampu menyimpan bara api dalam waktu lama.
Seiring dengan kemajuan zaman, fungsi dapur tersebut tidak hanya sebagai tempat memasak, tetapi sudah lebih dari itu. Saat ini dapur sering menjadi tempat curhat, ngobrol, menimba ilmu, tempat diskusi, tempat juri memberikan penilaian hingga menjadi tempat “tempur” penyelesaian aneka masalah keluarga. Sepertinya dapur sudah memiliki kemampuan untuk berevolusi menjadi tempat yang “serba bisa”.
Dan yang menarik, kelahiran TBM Arjasari pada tahun 2002 lalu berawal dari dapur yang sebagaimana dijelaskan di atas. Pada saat itu dapur menjadi tempat menampung seluruh aspirasi masyarakat. Dapur yang oleh pemiliknya, saat itu Pak Agus Munawar, telah disulap menjadi arena berbagi ilmu, berdiskusi dan tempat musyawarah warga. Semua merasa nyaman meski tempatnya tidak lebih dari 2 x 2 meter saja.
Mulai dari dapur ini pula, ide untuk membuat tempat baca atau perpustakaan milik masyarakat berkembang. Menyusun rencana, mengelola kegiatan pembangunannya hingga selesainya sebuah gedung yang representative diamati dari dapur ini. Dapur telah menginspirasi P Agus untuk menyebarkan ilmu pengetahuan pada masyarakat.
Begitulah adanya TBM Arjasari yang berawal dari dapur kecil miliknya P Agus Munawar yang berkembang menjadi seperti sekarang. Jika tidak salah mengingat penulis dulu pernah menyumbangkan 20 majalah Mangle dan beberapa buku bekas. Tetapi sekarang TBM Arjasarilah yang menyumbang penulis dengan aneka majalahnya, sampe sampe penulis merasa bingung harus membaca majalah yang mana terlebih dahulu. Semoga menginspirasi di ramadahan 1435 H kali ini.
Abdul Holik (Pengelola TBM Arjasari)