Sabtu, 22 November 2008

Bercocok Tanam


Di Bandung Lain halnya yang dilakukan oleh pengurus Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Arjasari, Bandung. Mereka punya program yang tergolong inovatif. Sistem pengelolaannya sepenuhnya dilakukan oleh masyarakat relawan. Bedanya para pengurusnya adalah orang dewasa. Namun pengunjungnya sebagian besar adalah anak-anak.


Andi Mangku Puspita (40) misalnya, ia berprofesi sebagai pengusaha pemotongan ayam. Namun di sela-sela waktunya, dia aktif menjadi pengurus TBM- Arjasari yang berlokasi di Perumahan Kota Baru Arjasari Blok A 21, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Andi sepulang bekerja ia mengabdikan diri di taman bacaan. “Datang jam sepuluh pagi hingga sore hari,” ujarnya, sambil menambahkan bahwa dirinya mencari nafkah pada malam hari.


Dalam menggalang minat baca pada masyarakat, Perpustakaan Arjasari punya kiat yang seru. “Kita keliling kampung menggelar acara topeng monyet,” ungkap Andy, yang bertugas di bidang kreativitas. Menurutnya, atraksi topeng monyet dilakukan untuk mendatangkan massa. Setelah itu, digelar buku-buku bacaan di sekitar lokasi permainan. Tujuannya agar masyarakat yang menonton tertarik untuk membaca. “Di sela- sela acara disisipkan pesan untuk peduli pada budaya membaca,” kata Andy, bapak beranak satu itu.


Seperti perpustakan di tengah pemukiman warga pada umumnya, waktu buka juga dilakukan setiap hari. Hari Sabtu dan Minggu serta hari libur adalah saat yang ramai. Pengunjung yang hadir bisa mencapai 200 orang.


“Tidak hanya anak-anak dan remaja yang datang, tapi juga para orang tua. Umumnya ibu-ibu membaca majalah wanita dan buku resep makanan, ” ungkap Andy.


Karena sistem pengelolaan yang melibatkan masyarakat, TBM-Arjasari pernah menggondol Juara Pertama Lomba Perpustakaan Masyarakat Tingkat Provinsi Jawa Barat tahun 2006. Uniknya lagi, perpustakaan tersebut mempunyai jam buka yang tidak terbatas. “Selama 24 jam kami selalu terbuka dan siap melayani. Banyak bapak-bapak suka datang untuk membaca buku pada malam hari,” tambahnya.